Harga Tiket: Gratis; Map: Cek Lokasi Alamat: Jl. Ganesa No.7, Lebak Siliwangi, Kec. Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat, Jawa Barat. |
Mendengar kata masjid, tentunya umat Muslim sudah biasa dan tidak ada yang terlalu istimewa. Namun berbeda dengan Masjid Salman ITB yang memiliki sejarah panjang sebelum akhirnya berhasil dibangun. Masjid ini menjadi salah satu ikon bangunan di Bandung yang terlihat megah namun tetap menampilkan kesederhanaan.
Saat ini, hampir semua kampus di Indonesia memiliki masjid sebagai pusat ibadah mahasiswa yang beragama Muslim. Tidak peduli apakah kampus tersebut negeri atau swasta, yang jelas bukan kampus dari agama lain. Keberadaan masjid di kampus pada umumnya tidak dikhususkan bagi mahasiswa saja, namun juga warga sekitar yang ingin beribadah.
Hal itu juga berlaku bagi Masjid Salman, banyak warga sekitar yang menyematkan diri singgah di masjid untuk menunaikan kewajibannya. Ada juga mereka yang datang ketika menempuh perjalanan jauh dan harus istirahat sekaligus beribadah. Suasananya yang nyaman dan sejuk menjadikan masjid ini sebagai pilihan utama bagi banyak orang.
Daftar Konten
Daya Tarik Wisata Masjid Salman ITB
Meskipun hanya sebuah bangunan ibadah, namun bukan berarti tidak ada daya tarik di dalamnya. Masjid Salman ITB berada di seberang kampus ITB yang juga menjadi akses warga sekitar. Ada alasan tersendiri kenapa lebih memilih masjid ini daripada masjid di sekitarnya.
Masjid Pertama di Perguruan Tinggi Negeri
Daya tarik pertama dari nilai sejarahnya, yakni termasuk masjid pertama yang dibangun di perguruan komplek perguruan tinggi negeri. Pembangunan sendiri tidaklah mulus, ada banyak permasalahan yang menjadi penghambat nya. Permasalahan yang dimaksud tidak lain adalah proses perizinan dari pendirian masjid itu sendiri.
Pada 1960, dimana tahun sebelum Masjid Salman ITB dibangun, saat itu sebagian besar mahasiswa jauh dari nilai Islam. Bahkan untuk mengerjakan solat Jumat pun tidak mudah, harus berjalan jauh ke Masjid Cihampelas. Lebih parahnya lagi, tidak sedikit mahasiswa yang mencela teman nya dengan sebutan Onta Arab jika melaksanakan solat Jumat.
Seiring berjalannya waktu, solat Jumat dilaksanakan di gedung Aula Barat ITB, itu pun tidak terlalu luas. Hingga pada akhirnya pemuda ITB berikrar untuk membangun masjid di komplek kampus setelah kedatangan Kasab Jendral A.H. Nasution pada tahun 1964. Pernyataan ini disetujui banyak pihak dan langsung mengajukan proposal kepada rektor.
Sayangnya, rencana pembangunan yang saat ini dikenal sebagai Masjid Salman ITB tidak berjalan mulus. Rektor yang saat itu di jabat oleh Prof. Ir. O. Kosasih menolak tegas dengan alasan Komunis akan turut meminta Lapangan Merah jika dibangun masjid. Namun penolakan ini tidak menghentikan tekad bulat kepanitiaan untuk terus berjuang.
Panitia pembangunan yang diantaranya Prof T.M. Soelaiman, Achmad Sadali, Imaduddin Abdulrachim, Mahmud Junus, terus melobi berbagai pihak. banyak yang setuju dengan pembangunan Masjid Salman ITB, termasuk Drs. Woworuntu yang beragama kristen dan Prof. Roemond dari Belanda.
Setelah semakin banyak dukungan, panitia memberanikan diri pergi ke Jakarta hanya untuk meminta persetujuan Bung Karno yang saat itu menjabat sebagai Presiden RI pertama. Bung Karno yang merupakan lulusan ITB ternyata menyetujuinya dan sekaligus nama terbaik yang dikenal saat ini, yakni Masjid Salman ITB.
Nama tersebut diambil dari salah satu sahabat nabi yang mencetuskan ide penggalian parit ketika Perang Khandaq. Sebelumnya, presiden Soekarno bertanya kepada Saifuddin Zuhri yang saat itu menjabat sebagai Menteri Agama mengenai nama sahabat tersebut. Tidak hanya memberikan nama, namun Bung Karno memberikan tulisan setuju dibawah tanda tangannya.
Desain Unik Masjid Salman ITB
Meskipun bangunannya tidak semegah Masjid al Safar, namun untuk desain nya cukup unik dan penuh filosofi. Didepan Masjid Salman ITB terdapat sebuah menara tinggi dengan bahan beton yang kokoh. Sangat sederhana dan hampir tanpa ornamen yang menghiasi. Makna filosofi dari menara ini tidak lain kesederhanaan dalam hidup.
Selain itu, menara tinggi menjulang ini sebagai simbolik bahwa manusia harus memiliki pendirian kokoh dan iman yang kuat. Di bagian atapnya juga demikian, terlihat unik karena tidak seperti masjid pada umumnya. Tidak ada kubah yang ditemukan, justru bentuknya mirip dengan cawan yang terbuat dari bahan beton.
Desain atap Masjid Salman ITB ini memiliki makna bahwa setiap Muslim harus menengadahkan tangannya ketika bermohon kepada Tuhannya. Di bagian dalam atau desain interiornya terdapat banyak sekali guratan garis horizontal dan vertikal. Garis vertikal menandakan hubungan langsung dengan Tuhan, sedangkan horizontal yaitu antar sesama manusia.
Sebagai Pusat Ibadah dan Informasi
Konsep pembangunan masjid di kampus ITB ini mengambil dari fungsi masjid pada zaman nabi. Bukan hanya sebagai tempat ibadah, namun juga sebagai pusat informasi antar sesama mahasiswa. Tidak sedikit dari mereka yang melakukan aktivitas belajar agama di sini, juga mendapatkan informasi lebih seputar agama islam.
Ada juga sebagian dari mereka yang menggunakan Masjid Salman ITB sebagai tempat istirahat sejenak setelah menerima pelajaran dari dosen. Aktivitas ini biasanya dilakukan setelah solat Dhuhur sambil merasakan udara sejuk alami di sekitar masjid. Bukan hanya itu, masjid ini kerap dijadikan tempat silaturahmi bagi sesama mahasiswa dan bahkan dosen.
Alamat dan Cara Menuju Lokasi
Masjid yang memiliki nilai sejarah ini berada di Jalan Ganesa No.7, Lebak Siliwangi, Kecamatan Coblong, Bandung, Jawa Barat. Apabila anda ingin berkunjung, pastinya harus mengarahkan kendaraan menuju ke kampus ITB. Jarak dari pusat Bandung sangatlah dekat dan lokasinya pun strategis.
Dengan menempuh waktu kurang dari 10 menit dengan perjalanan sekitar 4 kilometer, anda pun tiba di Masjid Salman ITB. Bagi anda yang bukan warga Bandung asli dan kesulitan mencari lokasinya, silahkan menuju ke Jalan Bangka jika posisi saat ini berada di pusat Bandung. Kemudian menuju ke Jalan Banda dan Jalan Diponegoro.
Selanjutnya mengarahkan kendaraan menuju ke Jalan Ir. H. Juanda. Setelah menemukan pertigaan, arahkan kendaran ke kiri yang menuju ke Jalan Ganesa. Lokasi masjid berada disebelah kiri jalan raya, silahkan cari lokasi parkir yang nyaman. Untuk lebih jelasnya, anda dapat bertanya langsung pada warga sekitar atau minta bantuan Google Maps.
Harga Tiket Masuk Masjid Salman ITB
Siapa pun boleh memasuki kawasan Masjid Salman ITB untuk kepentingan yang baik. Bahkan non muslim pun diperbolehkan, asalkan tidak berniat buruk atau mengganggu aktivitas ibadah. Seperti halnya masjid pada umumnya, fungsi utama dari masjid ini juga sebagai tempat ibadah umat Muslim.
Pengunjung yang datang ke sini tidak dikenakan biaya masuk, alias gratis. Demikian pula dengan retribusi parkir, tidak ada tarif khusus yang dibebankan. Namun ada kotak amal yang diletakkan di pekarangan masjid, anda bisa mengisinya jika memang ada kelebihan rezeki.
Ragam Aktivitas yang Menarik Dilakukan
Apa yang terlintas di benak anda ketika mengunjungi masjid? Tentunya beribadah bukan? Demikian pula ketika mengunjungi Masjid Salman ITB, aktivitas utama tentunya sama. Tetapi ada beberapa aktivitas lain yang dapat dilakukan di sini, berikut selengkapnya!
1. Solat Berjamaah
Jika sudah datang waktunya panggilan solat, ada baiknya anda bergegas untuk mengikuti solat berjamaah di sini. Suasananya dipastikan berbeda dengan masjid lain karena lebih asri. Bangunan masjid ini minim dengan penyejuk udara, jadi masih terkesan alami. Udara yang masuk masih alami dari angin yang berhembus masuk ke cela-cela masjid.
2. Futsal
Bagi yang hobi olahraga sepak bola lapangan pendek atau yang dikenal dengan futsal, Masjid Salman ITB menyediakan lokasi khusus tidak jauh dari komplek masjid. Lapangan yang berada di sisi timur masjid ini memiliki panjang 25 meter dan lebar 15 meter, termasuk lapangan standar. Di sekelilingnya dilengkapi jaring supaya bola tidak keluar dari lapangan.
3. Mencicipi Makanan di Kantin
Aktivitas berikutnya berkaitan dengan makanan, cocok bagi anda yang suka berwisata kuliner. Ada sebuah kantin di sekitar masjid yang menyajikan sekitar 30 menu makanan bervariasi. Menariknya, kantin ini dijamin halal karena sebelumnya telah diaudit oleh Pusat Halal Salman ITB, baik dari bahan baku serta proses pembuatannya.
4. Mengunjungi Perpustakaan
Masjid Salman ITB memiliki perpustakaan yang dinamakan Salman Reading Corner. Ada banyak buku yang dapat dipelajari di sini, terutama yang berkaitan dengan agama Islam. Setidaknya, terdapat 7.000 koleksi buku yang dapat di sewa dan dibaca di tempat. Selain itu, ada juga koran dan majalah bagi yang tidak ingin ketinggalan informasi.
Fasilitas Penunjang di Masjid Salman ITB
Fasilitas Masjid Salman tergolong lengkap, bahkan lebih lengkap dari masjid di tempat lain. Di sini, pengunjung mendapatkan air mineral gratis yang diletakkan di beberapa sudut. Jika ingin kopi dan teh gratis, pastikan berkunjung di pagi atau sore hari. Di sini juga ada toilet serta tempat wudhu seperti halnya masjid pada umumnya.
Itulah berbagai hal menarik yang perlu anda ketahui dari salah satu masjid di Bandung yang pertama kali dibangun di komplek kampus negeri. Berkunjung ke sini bisa kapan saja tanpa mengenal waktu karena dibuka selama 24 jam. Bahkan jika sedang dalam perjalanan menuju lokasi lain, Masjid Salman ITB siap menerima kedatangan jika ingin menunaikan ibadah.