Harga Tiket: Rp 8.000; Map: Cek Lokasi Alamat: Jl. Pulasaren, Kel. Pulasaren, Kec. Pekalipan, Kota Cirebon, Jawa Barat. |
Objek wisata berupa keraton yang merupakan peninggalan sejarah dari kerajaan yang pernah berdiri di masa silam. Di dalam kraton tersebut, banyak terdapat benda-benda bersejarah yang masih disimpan rapi. Salah satu bangunan keraton bersejarah di Indonesia adalah Keraton Kacirebonan.
Setiap keraton mempunyai ciri khas tersendiri baik dari segi bangunannya, cerita sejarahnya, hingga benda-benda peninggalannya yang bernilai sejarah. Tidak berbeda dengan keraton lainnya, keraton yang berada di Cirebon Jawa Barat ini masih terjaga dengan baik bentuk bangunannya.
Biasanya setiap keraton memiliki ruangan khusus yang di dalamnya berisikan benda peninggalan sejarah yang tidak boleh diketahui oleh masyarakat umum. Sehingga Anda pasti mendapati ruangan yang tertutup rapat dan tidak boleh diakses oleh siapapun kecuali pihak pengelola ketika berkunjung ke keraton.
Daftar Konten
Sejarah Keraton Kacirebonan

Dalam sejarahnya, bangunan istana keraton ini adalah yang termuda dimana pembangunannya dimulai di tahun 1800 M. Keraton ini didirikan dengan diprakarsai oleh putra mahkota dari Sultan Kanoman IV bernama Pangeran Muhamad Haerudin.
Pembangunan keraton melalui proses yang terbilang cukup panjang dan tak terlepas dari perlawanan terhadap Belanda di wilayah Cirebon pada saat itu. Di Cirebon sendiri terdapat tiga istana raja, yakni Keraton Kanoman, Keraton Kasepuhan, dan Keraton Kacirebonan.
Keraton ini sama seperti Keraton Kanoman dan Keraton Kasepuhan dimana upacara norma budaya dan adat masih tetap dilestarikan, salah satunya adalah upacara pajang jimat. Belanda mulai memasuki kawasan Keraton Kanoman di tahun 1670 M saat pemimpinnya Pangeran Haerudin.
Peperangan terhadap Belanda dibantu oleh penduduk Cirebon dan berlangsung kurang lebih 5 tahun. Akan tetapi Pangeran Haerudin kalah dan diasingkan oleh Belanda ke daerah Ambon, Maluku di tahun 1696.
Pangeran Haerudin tidak mempunyai putra mahkota yang bisa diangkat sebagai Sultan Kanoman sehingga keadaan tersebut dimanfaatkan secara sepihak oleh Belanda. Pangeran Imamudin diangkat oleh Belanda untuk menjadi Sultan Kanoman V. Pangeran Imamudin termasuk orang yang pro dengan Belanda.
Namun, keputusan Belanda secara sepihak tersebut tidak disetujui oleh penduduk Cirebon dan menimbulkan peperangan semakin menjadi bahkan sampai luar daerah Cirebon. Agar amarah penduduk Cirebon mereda, Belanda memulangkan Pangeran Haerudin.
Pangeran Imamudin yang dipilih sebagai seorang pemangku tahta Keraton Kanoman membuat Pangeran Haerudin membangun keraton ini dan di tahun 1808 diberikan gelar sebagai Sultan Carbon Amirul. Pembangunan keraton ini dilakukan dengan bertahap. Di tahun 1808, Langgar, Paseban, dan bangunan induk didirikan oleh Raja Kanoman.
Kemudian di tahun 1875, Pangeran Dendawijaya yang mendapatkan gelar sebagai Raja Madenda mendirikan Gedong Ijo. Selanjutnya ketika Keraton Kacirebonan berada di bawah kepemimpinan Pangeran Partaningrat Madenda III di tahun 1915-1931, Pringgowati dibangun.
Menariknya, keraton ini beserta empat bangunan lainnya telah ditetapkan sebagai objek vital yang dilindungi pemerintah. Sehingga menjadi warisan budaya yang patut untuk dijaga kelestariannya.
Daya Tarik Wisata Keraton Kacirebonan

1. Mempunyai Banyak Benda Peninggalan Sejarah yang Menarik
Keraton ini mempunyai berbagai benda peninggalan sejarah yang masih bagus dan asli. Beberapa benda peninggalannya adalah seperti perabotan kursi dan meja yang terbuat dari bahan kayu. Menariknya, perabotan tersebut masih awet terjaga keasliannya hingga saat ini.
Selain itu, di bagian dindingnya banyak terdapat pajangan foto-foto jaman dahulu. Foto-foto tersebut merupakan foto kesultanan Cirebon dari masa lampau sampai saat ini. Terdapat juga beragam benda peninggalan bersejarah yang ada di dalam pendopo.
Benda-benda bersejarah tersebut masih tersimpan di etalase secara rapi dan tertata seperti buku, pedang, keris, gamelan, koleksi baju pengantin, beberapa guci, hingga uang bolong atau kuno.
2. Memiliki Arsitektur Bangunan yang Unik
Keraton Kacirebonan mempunyai arsitektur bangunan yang unik, dimana bangunannya tidak termasuk dalam tipologi arsitektural yang biasanya didirikan di keraton. Keunikan ini terlihat pada bentuk bangunan yang lebih dominan menggunakan gaya arsitektur bangunan ala Eropa. Sehingga nuansa Eropa lebih banyak ditemukan pada bangunan keraton tersebut.
Hal ini disebabkan karena Belanda memasuki kawasan keraton sejak tahun 1670 M dan berusaha untuk merebut keraton dari Pangeran Haerudin. Hingga akhirnya Pangeran Haerudin beserta penduduk Cirebon kalah dari peperangan dan Pangeran Haerudin diasingkan oleh Belanda.
Itulah mengapa bangunan keraton tersebut lebih dominan dengan gaya Eropa. Alasannya tentu saja karena memiliki sejarah yang berkaitan dengan kedatangan penjajah Belanda di abad 17.
3. Beberapa Kesenian Masih Lestari Hingga Saat Ini

Perjanjian Wina di abad ke-19 membuat letak politik dari Keraton Kanoman maupun Keraton Kacirebonan benar-benar hilang. Sejak saat itu, pemerintah Belanda memberikan ganti untuk penduduk Cirebon berupa subsidi. Karena hal ini, bangsawan-bangsawan dari Cirebon dikenal sebagai para pelindung untuk beragam kesenian tradisional dari Cirebon.
Oleh sebab itu, hingga saat ini pun beberapa kesenian khas Cirebon seperti seni topeng, seni ukir, seni batik, dan seni tari masih berkembang secara pesat dan tetap lestari di Cirebon. Kesenian-kesenian tersebut tidak hilang dan sekarang menjadi kebanggaan tersendiri bagi para penduduk Cirebon karena peninggalan beberapa kesenian masih ada sampai detik ini.
Alamat dan Rute Lokasi

Keraton yang memiliki luas tanah kurang lebih 46.500 meter persegi ini lokasinya memanjang dari arah utara ke arah selatan seperti keraton lainnya yang ada di Cirebon. Letak keberadaan keraton ini ada di daerah Kecamatan Pekalipan, tepatnya Kelurahan Pulasaren.
Dari lokasi Keraton Kanoman, keraton ini berada di sekitar 500 meter jika diukur dari sebelah selatan. Sementara itu, dari lokasi Keraton Kasepuhan, keraton ini berada di sekitar 1 kilometer jika diukur dari sebelah barat daya.
Rute menuju ke Keraton Kacirebonan adalah melalui Jl. Pulasaren yang searah dengan Keraton Kanoman dan Keraton Kasepuhan. Lokasi keraton hanya berjarak sekitar 500 meter saja dari RSIA Panti Abdi Dharma dan membutuhkan 2 menit saja dengan berkendara.
Aktivitas yang Menarik Dilakukan

1. Berkeliling di Dalam Area Keraton
Salah satu kegiatan yang banyak dilakukan oleh pengunjung keraton adalah berkeliling di dalam area keraton untuk melihat berbagai benda peninggalan bersejarah. Anda tidak perlu khawatir, ada guide yang siap mengantarkan untuk berkeliling area keraton sambil menjelaskan setiap bagian yang ada di dalam keraton.
Warna bangunan keraton ini didominasi dengan warna hijau dan bangunan putihnya dipenuhi dengan ornamen keramik yang memiliki corak khas Eropa. Sehingga bangunannya terlihat sangat cantik.
Guide akan menceritakan bahwa bendera keraton pernah mengalami perubahan karena bendera pertamanya diambil pihak Belanda ketika masa penjajahan. Lalu bendera keraton berubah menjadi bendera Macan Ali.
2. Hunting Foto
Sambil berkeliling area dalam keraton, Anda juga bisa memotret beberapa benda peninggalan sejarah dan berselfie di beberapa ruangan yang memiliki latar belakang bagus untuk berfoto.
Arsitektur bangunan Keraton Kacirebonan cukup unik karena didominasi dengan gaya arsitektur bangunan ala Eropa sehingga sangat bagus sebagai latar belakang foto Anda. Anda pun bisa berfoto ria di spot-spot yang Anda inginkan.
3. Menyaksikan Pertunjukan Tari-tarian

Tidak jarang keraton ini menyuguhkan pertunjukan berupa tari-tarian seperti tari topeng khas Cirebon yang biasa dipertunjukkan ketika keraton kedatangan tamu agung maupun rombongan tertentu. Tentu saja kesempatan melihat pertunjukan tari-tarian khas Cirebon tidak boleh dilewatkan begitu saja.
Keraton Kacirebonan juga mempunyai sanggar tari bernama sanggar sekar pandan yang secara khusus mempelajari tari topeng khas Cirebon. Sanggar tari tersebut dibagi menjadi beberapa kelas antara lain kelas kelana, kelas samba, kelas tumenggung, kelas rumyang, kelas panji untuk usia di atas 8 tahun dan kelas kecil untuk usia di bawah 8 tahun.
Tempat Wisata Dekat Keraton

1. Keraton Kanoman
Keraton Kanoman hanya berjarak sekitar 750 meter saja dari keraton ini. Anda hanya membutuhkan waktu sekitar 4 menit saja menggunakan sepeda motor atau 9 menit menggunakan mobil untuk menuju kesana. Arsitektur bangunannya sendiri mirip dengan keraton ini yang didominasi dengan warna hijau.
2. Keraton Kasepuhan
Lokasi Keraton Kasepuhan hanya sekitar 850 meter saja dari Keraton Kacirebonan. Keraton Kasepuhan lebih luas dibandingkan dengan keraton ini. Di Cirebon sendiri terdapat 4 keraton dengan Keraton Kasepuhan menjadi yang tertua daripada keraton lainnya. Selain yang tertua, Keraton Kasepuhan juga merupakan yang terluas.
3. Museum Kereta Singa Barong
Museum kereta ini hanya berjarak sekitar 1 km saja dengan keraton. Meskipun lokasinya masih satu komplek dengan Keraton Kasepuhan, museum kereta tersebut dibuka dengan tiket masuk yang berbeda. Disana Anda akan mendapati beberapa kereta kencana yang merupakan peninggalan Keraton Kasepuhan.
Jika Anda berencana ingin berlibur di Cirebon, Keraton Kacirebonan bisa menjadi destinasi wisata yang Anda pilih. Selain cerita sejarahnya yang menarik, beberapa benda peninggalannya pun juga menarik untuk dipelajari. Bangunannya didominasi dengan gaya arsitektur khas Eropa dengan warna hijau menambah kesan eye catching keraton tersebut.