Masjid Agung Sang Cipta Rasa adalah destinasi wisata religi yang sarat akan sejarah di Cirebon, memukau pengunjung dengan keindahan arsitektur dan makna spiritual yang mendalam.
Harga Tiket: Gratis; Map: Cek Lokasi Alamat: Jl. Kasepuhan, Desa. Kesepuhan, Kec. Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat. |
Masjid Agung Sang Cipta Rasa adalah sebuah masjid yang ada di Cirebon dengan sejarahnya yang panjang. Masjid ini tergolong unik dengan gaya arsitektur yang khas dan berbagai ornamen yang dimiliki. Dibangun pada tahun 1408, masjid ini tetap berdiri kokoh meskipun berusia ratusan tahun terhitung hingga saat ini.
Sunan Gunungjati dan Raden Sepat adalah dua orang yang ditugaskan sebagai arsitektur utamanya. Bangunan yang digunakan sebagai tempat ibadah yang dikelilingi tembok merah ini memadukan gaya Jawa dan Hindu. Ini terlihat dari bagian atapnya yang berbentuk limasan sebagai gaya khas dari bangunan adat Jawa.
Di depan pintu masjid terdapat gapura yang termasuk ciri bangunan Hindu. Nama Masjid Agung Sang Cipta Rasa bukan tanpa alasan, diharapkan siapa saja yang datang benar-benar menyerahkan diri kepada Tuhan. Penamaan ini juga termasuk salah satu keunikan nya, dimana pada umumnya masjid diberi nama yang terkesan arab.
Daftar Konten
Daya Tarik Masjid Agung Sang Cipta Rasa

Meskipun bukan termasuk tempat wisata yang selalu ramai pengunjung, masjid tua yang ada di Cirebon ini tetap memiliki daya tarik. Sebelum berkunjung, yakinkan perasaan anda dengan menyimak daya tarik Masjid Agung Sang Cipta Rasa berikut!
1. Sejarah Masjid Agung Sang Cipta Rasa
Masjid ini memiliki sejarah yang panjang sebagai daya tariknya. Terlihat jelas bangunan tua yang ada di lokasi memiliki sejarah yang tidak biasa. Pembangunan dilakukan pada masa Sunan Gunungjati pada tahun 1840. Kala itu, jumlah total pekerja diperkirakan mencapai 500 orang yang terdiri dari berbagai daerah.
Beberapa daerah yang dimaksud bukan hanya dari Cirebon, namun juga dari Demak. Sebagian besar bahkan dari Majapahit, karena pada waktu itu masih di Zaman kerajaan Makapahit. Tidak diketahui pasti bagaimana proses pembangunannya. Tetapi banyak yang meyakini bahwa Masjid Agung Sang Cipta Rasa dibangun hanya dalam waktu satu malam.
2. Filosofi Arsitektur Masjid
Daya tarik berikutnya dari masjid yang merupakan tempat khusus keluarga Kesultanan Cirebon ini dari gaya arsitekturnya. Arsitek yang tidak lain Sunan Gunungjati dan Raden Sepat memandukan unsur budaya dalam pembangunannya. Hingga akhirnya didapatkan bentuk atap khas yang mirip rumah Joglo, sebagaimana rumah khas adat jawa.
Terdapat 12 pilar ukuran besar yang terbuat dari kayu jati. Meski saat ini telah direnovasi karena termakan usia, beberapa pilah masih digunakan. Hanya ada tambahan dari pilar untuk menyangga bangunan masjid secara keseluruhan supaya lebih kuat. Saat ini, setidaknya ada 30 pilar dengan tambahan 18 dari aslinya.
Arsitektur Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang memiliki makna filosofi adalah bagian mihrab atau tempat imam memimpin solat. Ada 3 batu ubin yang dipasang langsung oleh Sunan Gunung Jati, Sunan Kalijaga, dan Sunan Bonang. Masing-masing memiliki makna iman, islam, dan ihsan. Selain itu, ada total 9 pintu yang ada di masjid ini, satunya sebagai pintu utama.
Ukuran pintu utama sekitar 240 cm dan hanya dibuka saat perayaan hari besar islam. Delapan pintu lainnya yang menyita perhatian karena ukurannya hanya setinggi 160 cm. Maknanya cukup dalam, yaitu siapa saja yang masuk ke masjid harus menundukkan diri, begitu juga dengan hatinya.
3. Sumur Zam-Zam
Di dalam Masjid Agung Sang Cipta Rasa terdapat sumber air yang dinamakan Bayu Cis. Tentunya air ini bukanlah asli air zam-zam yang ada di Mekah. Meski demikian, warga sekitar dan pengunjung yang datang tidak menyia-nyiakan kesempatan dan mengambil air dari sumur ini. Warga bahkan percaya bahwa minum air ini dapat menjaga kesehatan.
4. Tradisi Adzan Pitu
Apabila anda datang di hari Jumat, ada hal yang berbeda dan tidak ditemukan di masjid lain. Masjid Sang Cipta Rasa masih menjaga tradisi Azan Pitu yang dikumandangkan oleh tujuh orang muazin sekaligus. Kisah bermula ketika Aji Menjangan Wulung datang membawa malapetaka. Dia adalah salah satu menganut ilmu hitam yang tekenal dengan kesaktiannya.
Siapa saja yang mengumandangkan azan waktu itu bakal tewas. Sudah banyak korban dari kesaktian Menjangan Wulung ini. Hingga pada akhirnya, Sunan Gunungjati memerintahkan tujuh orang untuk mengumandangkan azan secara bersamaan. Dari usaha inilah Menjangan Wulung tidak pernah menampakkan diri, dan Azan Pitu menjadi salah satu keunikan nya.
Alamat dan Cara Menuju Lokasi

Selain memiliki keunikan dari bangunan arsitektur dan budayanya, Masjid Agung Sang Cipta Rasa lokasinya cukup strategis. Jarak dari Alun-alun Kejaksan hanya 3 kilometer dan dapat ditempuh dengan waktu paling lama 15 menit. Alamatnya berada di Desa Kesepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Dari alun-alun, silahkan menuju ke Jalan Veteran, kemudian melintasi Jalan Sisingamangaraja. Lanjutkan perjalanan menuju ke Jalan Benteng, lalu ke Jalan Kebumen. Setelah tiba di jalan Merdeka, silahkan cari perempatan kedua, kemudian belok kanan ke Jalan Ariodinoto. Di perempatan pertama, belok kiri yang mengarah ke Pasar Loak.
Lokasi Masjid Agung Sang Cipta Rasa tidak jauh dari Pasar Loak, sekitar 180 meter ke arah selatan. Letak persis nya di sebelah kanan jalan, dan terlihat dari ujung jalan. Memasuki kawasan masjid tidak dikenakan biaya masuk, karena merupakan tempat ibadah. Adanya kotak amal pun tidak wajib, namun anda dapat mengisinya apabila kelebihan rezeki.
Ragam Aktivitas yang Menarik Dilakukan

Ada beberapa aktivitas yang menarik yang dapat dilakukan di sini. Untuk yang utama memang beribadah, sebagaimana masjid pada umumnya. Tetapi ada hal lain yang dapat dilakukan, berikut ulasan selengkapnya mengenai daya tarik Masjid Agung Sang Cipta Rasa!
Sholat Jumat
Usahakan berkunjung ke sini pada hari jumat, yang mana ada tradisi Azan Pitu yang tidak ditemukan di masjid lain. Azan dilakukan bersama-sama dengan tujuh orang muazin yang terpilih. Meski bersamaan, namun suaranya tetap enak didengar dan tidak campur aduk seperti ketika suara musik diputar bersama-sama.
Berkeliling Masjid Agung Sang Cipta Rasa
Belum lengkap rasanya jika anda mengunjungi destinasi wisata religi Masjid Agung Sang Cipta Rasa tanpa berkeliling di sekitar komplek. Bangunan arsitektur yang jauh dari megah menjadi keunikan tersendiri. Hampir semua bangunan di sini memiliki gaya khas Rumah Jawa. Tempatnya dibiarkan terbuka sehingga udara alami lebih mudah masuk.
Di dalam masjid terdapat mimbar yang cukup tua usianya, hampir sama dengan bangunan masjid ini sendiri. Dinamakan Sang Ranggakosa, mimbar ini hampir mirip dengan kursi dan memiliki tiga tangga cukup rendah. Di setiap sisinya memiliki ukiran khas Sunan Gunungjati, yakni berupa bunga dan terhubung dengan rantai.
Minum Air Sumur
Selepas berkeliling dan bertanya mengenai sejarah pastinya kepada petugas, saatnya menghilangkan dahaga dengan menuju ke Bayu Cis. Sumur zam-zam ini rasanya segar meskipun cuaca sedang panas. Air yang mengalir tidak pernah surut, artinya mengalir sepanjang tahun. Selain dapat menyembuhkan penyakit, warga percaya akan dimurahkan rezeki dengan meminumnya.
Fasilitas Penunjang di Masjid Agung Sang Cipta Rasa

Masjid Agung Sang Cipta Rasa memiliki fasilitas yang mirip seperti sebuah objek wisata. Memang ada kalanya pengunjung menyebutnya sebagai objek wisata religi dan budaya. Tersedia tempat parkir yang cukup luas, mobil dan motor aman jika di parkir di sini. Ada juga toilet yang jumlahnya lumayan banyak, jadi tidak perlu lama mengantre.
Oleh karena sebagai tempat ibadah, pastinya tempat wudhu sebagai fasilitas utamanya. Pengunjung yang ingin istirahat tidak harus berada di halaman masjid, ada gazebo yang dapat dimanfaatkan. Di samping masjid ada sebuah taman, walaupun tidak terlalu luas, namun pemandangan cukup asri dibuatnya.
Itulah beberapa hal yang wajib anda ketahui sebelum mengunjungi Masjid Agung Sang Cipta Rasa. Bagi anda yang non muslim dan penasaran dengan arsitektur khasnya, silahkan datang berkunjung. Namun perlu diperhatikan, bahwa anda tidak boleh mengganggu selama ada kegiatan ibadah dalam bentuk apapun.