Jelajahi wisata religi dan nilai sejarah yang kaya di Makam Godog, sebuah destinasi wisata yang memikat hati dengan kekayaan budaya dan spiritualitasnya di Garut.
Harga Tiket: -; Map: Cek Lokasi Alamat: Desa Lebak Agung, Kec. Karangpawitan, Kab. Garut, Jawa Barat. |
Makam Godog adalah salah satu destinasi wisata religi yang wajib anda kunjungi jika kebetulan saat ini berada di Garut. Makam ini merupakan persinggahan terakhir dari Prabu Kian Santang yang juga dikenal dengan Syekh Sunan Rohmat Suci. Beliau adalah salah satu dari anak Prabu Siliwangi yang memerintah kawasan Pajajaran pada masanya.
Sakti mandraguna, itulah kesan pertama warga sekitar yang mengenal beliau. Oleh karena kesaktian dan wibawanya berbudi luhur, beliau disegani oleh masyarakat setempat. Hingga akhirnya beliau pergi ke Mekah dan memeluk Islam di sana, pada saat itulah akhirnya penyebaran agama islam di Garut dimulai.
Makam Prabu Kian Santang tidak pernah sepi pengunjung setiap harinya. Di hari tertentu bahkan jumlahnya berkali lipat, seperti ketika bulan Maulud. Bukan hanya dari warga lokal, namun juga warga diluar Garut yang mengenal sejarah akan berjasanya beliau. Apalagi dalam satu kompleks pemakaman terdapat banyak tokoh agama yang juga berjasa pada penyebaran agama Islam di Garut.
Daftar Konten
Daya Tarik Wisata Makam Godog
Tidak kalah dengan objek wisata dari kategori lain, Makam Godog memiliki daya tarik yang menjadikan wisatawan datang berkunjung. Memang tujuan mereka sejatinya untuk berziarah, namun ada hal lain yang perlu anda ketahui sebelum menuju ke lokasi.
1. Sejarah Makam Godog
Menurut sejarah, penamaan makam ini berawal ketika Prabu Kian Santang berkunjung ke Mekah dan bertemu Sayyidina Ali. Sebelum meninggalkan tanah suci, Sayyidina Ali memberikan benda pusaka yang dibungkus rapi di dalam peti. Dalam pemberiannya, beliau berpesan bahwa jika pusaka tersebut bergoyang di suatu tempat, maka di situlah Prabu Kian Santang harus mendirikan tempat tinggal.
Selama melakukan perjalanan pulang, pusaka tersebut tidak pernah bergoyang sama sekali. Hingga akhirnya ketika beliau menginjakkan kaki di Gunung Suci, bergeraklah pusaka di dalam peti tersebut. Gunung Suci merupakan kawasan yang saat ini dikenal sebagai wilayah Kampung Godog, tempat dimana sang Prabu mendirikan rumah sebagai tempat tinggal.
Nama Godog sendiri diambil dari bahasa sunda dari kata Godeug yang artinya bergoyang. Penyebaran agama Islam oleh Prabu Kian Santang dimulai dengan sistem khitan yang juga merupakan salah satu keahlian beliau. Perlahan namun pasti, beliau akhirnya dipercaya oleh warga sekitar dan menjadi orang yang berpengaruh.
Sebagai bukti bahwa metode penyebaran agama Islam dilakukan dengan cara khitan, Makam Godog masih menyimpan dan merawat dengan baik peralatan khitan tersebut. Hingga akhir hayatnya, Prabu Kian Santang meninggal di kampung dimana beliau menyebarkan Islam pertama kali yang juga dijadikan objek wisata religi saat ini.
2. Sebagai Wisata Religi
Daya tarik selanjutnya yakni digunakan sebagai wisata religi, dimana merupakan hal yang wajar untuk sebuah makam keramat. Beberapa warga setempat bahkan menganggap Prabu Kian Santang sebagai salah satu tokoh yang bisa disejajarkan dengan sunan. Hal ini dikarenakan kesaktian beliau dan juga jasa besarnya untuk menyebarkan agama Islam di pulau Jawa.
Lokasi Makam Godog berada di lereng Gunung Karacak, yang mana pastinya memiliki udara sejuk dan suasana yang nyaman. Kebanyakan pengunjung betah berada di lingkungan ini, apalagi di beberapa titik disediakan bangku dan gazebo. Pada umumnya, mereka bersantai terlebih dahulu setelah masuk ke dalam makam dan berdoa.
Bukan hanya makam Prabu Kian Santang yang ada di komplek pemakaman ini, melainkan masih banyak lainnya. Setidaknya, ada delapan makam lain yang juga termasuk tokoh penyebar agama Islam di Jawa. Beberapa diantaranya adalah Sembah Dalem Sarepeun Agung, Sembah Dalem Kholipah Agung, dan Santuwaan Marjaya Suci.
3. Memiliki Banyak Benda Pusaka
Wajar saja jika Makam Godog disebut sebagai salah satu makam keramat. Pasalnya, di dalam makam masih tersimpan berbagai benda pusaka milik Prabu Kian Santang. Benda pusaka yang dimaksud banyak yang berupa senjata yang digunakan pada masa peperangan zaman dahulu. Diantaranya adalah keris dan golok yang masih tersimpan rapi.
Meskipun bukan benda pusaka, namun peralatan khitan yang digunakan pada masanya sudah cukup melengkapi koleksi benda yang ada di sana. Sayangnya, hingga saat ini masih belum diketahui benda pusaka jenis apa yang diberikan oleh Sayyidina Ali ketika sang Prabu bertandang ke tanah suci. Pasalnya, benda pusaka tersebut langsung dikubur setelah memberikan pertanda akan lokasi dimana mendirikan tempat tinggal.
Alamat dan Cara Menuju Lokasi
Apabila anda berniat mengunjungi Makam Godog, silahkan menuju ke Desa Lebak Agung, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut. Jarak dari pusat kota Garut tidak terlau jauh, hanya sekitar 9 kilometer. Waktu tempuh nya pun relatif singkat karena akses jalan sudah sangat baik. Tidak begitu macet ketika berada di jalan utamanya, begitu juga ketika memasuki wilayah Godog.
Sebagai titik pertama, silahkan menuju ke Alun-alun Tarogong. Lanjutkan perjalanan menuju ke Bundaran Suci, kemudian ambil arah ke Karangpawitan hingga Ciparay. Dari titik ini, temukan gapura yang ada di sebelah kanan. Masuk gapura tersebut sambil mengikuti papan petunjuk menuju ke lokasi makam.
Harga Tiket Masuk Makam Godog
Meskipun banyak pengunjung yang datang, Makam Godog tetaplah sebuah destinasi wisata religi. Dengan demikian, tidak ada tarif khusus yang harus dibayarkan ketika memasuki kawasan makam. Hanya saja ada kotak amal yang diletakkan di beberapa titik strategis bagi pengunjung yang dermawan menyisihkan kelebihan rezekinya.
Satu-satunya biaya yang wajib dibayarkan yakni untuk parkir kendaraan. Apabila anda membawa sepeda motor, siapkan uang sebesar 5.000 rupiah, sedangkan mobil 10.000 rupiah. Lain halnya untuk kendaraan dengan ukuran lebih besar seperti elf atau minibus yang dikenakan tarif parkir sebesar 25.000 hingga 50.000 rupiah.
Ragam Aktivitas yang Menarik Dilakukan
Jarak lokasi parkir dengan Makam Godog lumayan jauh, sekitar 1 kilometer. Pengunjung pun harus berhenti di parkiran dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Selama di lokasi makam, banyak sekali aktivitas yang bisa dilakukan, berikut beberapa contohnya!
Ziarah dan Berdoa
Aktivitas pertama yang wajib dilakukan adalah ziarah dan berdoa, khususnya mendoakan Prabu Kian Santang yang berjasa menyebarkan agama Islam di tanah jawa. Aktivitas ini menjadi wajib karena memang tujuan awal mengunjungi Makam Godog. Selain itu, tidak ada salahnya mengunjungi makam sahabat beliau di lokasi yang berbeda.
Mandi Ritual di Aliran Sungai
Di kawasan makam terdapat aliran sungai yang dipercaya sebagai tepat bersuci sang Prabu. Banyak pengunjung dari kalangan elite yang melakukan ritual mandi di sungai yang disebut dengan Cikahuripan ini. Tujuan mereka bermacam-macam, biasanya sesuai hajat yang ingin terkabulkan. Kegiatan ini dilakukan di malam hari ketika tidak banyak pengunjung yang datang.
Bersantai Menikmati Suasana
Apabila kurang tertarik mandi ritual karena harus menunggu malam hari, lebih baik bersantai terlebih dahulu sebelum atau sesudah berziarah ke makam. Lokasinya yang berada di ketinggian membuat hawanya sejuk dan segar. Apalagi sebagian besar lokasinya dikelilingi pohon rindang dengan pemandangan hijau dan mendamaikan pikiran.
Fasilitas Penunjang di Makam Godog
Fasilitas Makam Godog tergolong lengkap, mulai dari prasarana umum hingga fasilitas penunjang tersedia di sana. Sebut saja jaringan air bersih yang digunakan untuk mengisi toilet dan tempat wudhu di sebelah mushola. Akses jalan pun sudah sangat baik, jalur menanjak dilengkapi dengan tangga dan juga pegangan berupa besi. Fasilitas lain diantaranya adalah pusat informasi, rumah makan, dan area parkir luas.
Demikian informasi singkat mengenai salah satu objek wisata religi yang ada di Garut. Bagi anda yang tertarik dan ingin berkunjung, pastikan telah menyiapkan segala sesuatunya dengan baik, terutama dalam hal niat. Pasalnya, Makam Godog tetaplah sebuah makam yang tujuan utamanya adalah mendoakan para pendahulu.