Harga Tiket: -; Map: Cek Lokasi Alamat: Saninten, Kec. Kaduhejo, Kab. Pandeglang, Jawa Barat. |
Gunung Karang adalah salah satu dari banyaknya gunung yang ada di Pandeglang, Banten. Meskipun tidak ada riwayat meletus sejak diketahui keberadaannya, gunung ini termasuk tipe Stratovolkano. Artinya, ada kemungkinan suatu saat meletus dan masih tergolong gunung aktif. Saat ini, gunung dengan eksotisme pemandangan alamnya ini ibarat raksasa yang tertidur pulas.
Tidak ada aktivitas vulkanik yang didapatkan selama pemantauan. Maka dari itulah saat ini dijadikan salah satu destinasi wisata favorit bagi pendaki dan pecinta alam. Wisatawan yang datang berkunjung pun diperbolehkan mendaki puncaknya kapan saja. Dengan ketinggian 1.778 Mdpl, perjalanan yang harus ditempuh lumayan lama, sekitar 6 jam lebih berjalan normal.
Selain pendaki dan pecinta alam, wisatawan yang datang biasanya dari warga lokal yang ingin berziarah. Ini dikarenakan ada situs peninggalan masa lalu yang berkaitan erat dengan penyebaran agama Islam di Jawa. Di waktu tertentu bahkan ramai pengunjung yang berziarah dengan sesuai dengan tujuan dan hajat masing-masing.
Daftar Konten
Daya Tarik Wisata Gunung Karang
Meskipun tidak resmi sebagai objek wisata alam yang dikelola pemerintah, Gunung Karang memiliki segudang daya tarik yang membuat wisatawan berkunjung. Mereka pun rela menempuh perjalanan panjang dan menantang demi menikmati daya tariknya.
1. Gunung Tertinggi di Banten
Meskipun memiliki ketinggian kurang dari 2.000 Mdpl, gunung yang dikeramatkan warga sekitar ini menjadi gunung tertinggi yang ada di kawasan Banten. Bukan berarti jalur pendakiannya mudah, justru bisa jadi sebaliknya karena sudut kemiringannya cukup tajam. Jalan berkelok dan menanjak sudah pasti dilalui jika wisatawan ingin menuju puncak.
Dibalik perjalanan panjang yang harus dilalui, pemandangan indah di sekitar lokasi lumayan menghibur. Kebun warga menjadi pemandangan pertama setibanya di kaki Gunung Karang. Di sini, jalan setapak cukup jelas terlihat dan tidak terlalu menanjak. Semakin tinggi perjalanan mendaki, semakin berat pula medan yang harus ditempuh.
Pemandangan yang awalnya berupa kebun dan sawah berubah menjadi pepohonan rapat dari hutan belantara. Bagi pendaki profesional dan pecinta alam, proses pendakian seperti ini menjadi daya tarik utamanya. Semakin berat medan yang harus dilalui, semakin tertantang pula untuk menaklukkannya.
2. Situs Sumur Tujuh
Bukan Indonesia namanya kalau tidak memiliki mitos dari tiap-tiap tempat yang dikeramatkan. Gunung Karang juga demikian, terdapat situs peninggalan masa lalu yang dikenal dengan Sumur Tujuh. Jangan terlalu heran jika situs ini ternyata hanya memiliki satu sumur, bukan tujuh seperti namanya.
Sumur Tujuh memiliki sejarah panjang yang berkaitan dengan Sultan Maulana Hasanudin, pendiri kerajaan Banten. Menurut sejarah, Maulana Hasanudin mendapatkan tantangan dari Pucuk Umun, raja dari Banten Girang pada masanya. Beliau pun akhirnya memenuhi tantangan tersebut dan bertarung di Puncak Gunung Karang.
Selama pertarungan, Sultan Maulana merasa kehausan dan bermunajat kepada Tuhan untuk meminta air minum. Bersamaan dengan doa yang diucapkan, beliau menancapkan tongkatnya kedalam tanah dan keluarlah sumber mata air untuk diminum. Bekas lubang tersebut sampai saat ini masih mengeluarkan air yang jernih dan dikenal dengan Sumur Tujuh.
3. Gunung Peninggalan Peradaban Masa Lalu
Jika menilik lebih jauh mengenai keberadaan Gunung Karang, wisatawan akan mengetahui bahwa gunung ini memiliki jejak peradaban masa lalu yang berkaitan erat dengan kerajaan hindu – Budha. Ini bisa dibuktikan dari adanya situs yang memiliki corak sama persis dengan kerajaan Hindu – Budha. Beberapa diantaranya adalah Situs Pahoman dan Batu Menhir.
4. Objek Wisata Sejarah
Selain sebagai objek wisata alam yang menantang, gunung dengan keindahan alam luar biasa ini juga digunakan sebagai objek wisata sejarah. Alasannya tidak lepas dari keberadaan Sumur Tujuh yang airnya dipercaya mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit. Mitos lain yang beredar yakni membersihkan aura negatif bagi siapa saja yang meminumnya.
Selain alasan tersebut, Gunung Karang memiliki peninggalan berbalut misteri, yaitu Batu Masjid Puncak Manik. Bukan dalam bentuk masjid sebagai tempat ibadah, melainkan tumpukan batu yang mirip seperti gua yang konon dijadikan tepat bertapa. Di sini juga ada Makam Ki Ageng Karan dan tempat keramat lain yang disebut Mata Air Keramat.
Alamat dan Cara Menuju Lokasi
Wisatawan yang ingin menaklukkan dan sekaligus mengunjungi spot sebagai daya tarik Gunung Karang bisa menuju ke Desa Kadeungang, Kecamatan Candasari, Pandeglang. Jarak dari pusat kota Pandeglang tidak terlalu jauh, hanya sekitar 15 kilometer dan dapat ditempuh dengan waktu rata-rata 40 menit.
Anggap saja saat ini anda berada di Alun-alun Pandeglang, silahkan menuju ke Jalan Jenderal Ahmad Yani dan melewati Jalan Gunung Manuk terlebih dahulu. Lanjutkan perjalanan menuju ke Jalan Luhut hingga tiba di Jalan Gunung Karang. Ikuti sepanjang jalan tersebut sampai anda tiba di lokasi tujuan. Beberapa titik jalan berkelok, namun untuk kondisinya tetap aman dan layak dilalui.
Hingga saat ini, pemerintah setempat dan warga sekitar masih belum meresmikannya sebagai objek wisata. Jadi anda bisa langsung masuk dan melakukan pendakian tanpa harus membeli tiket. Tidak ada basecamp di Gunung Karang, persiapan bisa dilakukan di mushola atau masjid. Sedangkan untuk kendaraan bisa di parkir di rumah warga dengan membayar sukarela.
Ragam Aktivitas yang Menarik Dilakukan
Sebagaimana gunung pada umumnya, aktivitas di sini juga tidak jauh berbeda. Tetapi karena ada banyak situs peninggalan kerajaan masa lalu dan situs keramat, ada beberapa kegiatan yang mungkin tidak ditemukan di tempat lain.
1. Mendaki Puncak Gunung Karang
Aktivitas pertama yang menarik dilakukan tentu pendakian. Setidaknya ada tiga pos yang akan di lalui selama pendakian dengan ketinggian Gunung Karang mencapai 1.778 Mdpl. Masing-masing pos memiliki nama yang unik. Pos satu dikenal dengan Cengkeh, pos dua bernama Tanah Petir, dan pos tiga dinamakan Anggrek.
Butuh waktu sekitar 1,5 jam untuk bisa sampai ke pos satu dengan medan yang tidak terlalu berat. Medan menantang mulai dirasakan ketika anda melanjutkan perjalanan menuju pos dua selama kurang lebih 2 jam. Semakin tinggi semakin menarik karena semakin banyak tantangan. Dari pos 2 menuju pos 3 butuh waktu sekitar 2 jam, sedangkan dari pos 3 menuju puncak memerlukan perjalanan 1 jam saja.
2. Mengunjungi Situs Sumur Tujuh
Hampir semua wisatawan yang mendaki Gunung Karang menyempatkan diri mengunjungi Situs Sumur Tujuh. Tujuannya bermacam-macam, ada yang ingin mendapatkan kesehatan, mengusir aura jahat, dan ada pula yang hanya ingin mengobati penasaran. Pada saat tertentu, sumur ini tidak dibuka untuk umum dan hanya sesepuh yang bisa memasukinya.
3. Ziarah ke Makam
Sebagian ada yang mengatakan bahwa ada makam TB Jaya Raksa, sebagian lagi menyebutkan bahwa hanya petilasan nya saja. Apapun itu, faktanya banyak wisatawan berziarah di Gunung Karang. Lokasi makam ini berada di pos satu dan semua pendaki yang ingin menuju puncak wajib melakukannya. Mirip seperti meminta izin kepada sesepuh atau penunggunya supaya pendakian berjalan lancar.
Fasilitas Penunjang di Gunung Karang
Bisa dipastikan bahwa tidak ditemukan fasilitas satu pun di puncak Gunung Karang. Pastikan membawa bekal yang cukup, baik dari makanan atau minuman. Jika kehabisan bekal selama menuju lokasi, silahkan membeli di warung yang ada di pos satu. Bagi yang ingin buang air, manfaatkan sebaik-baiknya toilet yang ada di rumah ketua RT sebelum perjalanan.
Wisata alam dengan mendaki pegunungan memang menyenangkan dan penuh tantangan. Tetapi seharusnya kita sadar bahwa hal itu tidaklah mudah, bisa jadi sangat menguras tenaga. Sebelum mendaki, sebaiknya perhatikan kondisi tubuh supaya tetap fit dan sehat. Apalagi Gunung Karang terkenal dengan medan yang terjal dan jalan setapak yang terbatas.