Omah Petroek di Sleman adalah rumah budaya yang unik, menggabungkan konsep Bhineka Tunggal Ika dalam setiap karya seninya, mencerminkan keberagaman dan kekayaan budaya Indonesia.
Harga Tiket: Gratis; Map: Cek Lokasi Alamat: Wonorejo, Desa Hargobinangun, Kec. Pakem, Kab. Sleman, DI Yogyakarta. |
Omah Petroek merupakan salah satu destinasi wisata alternatif yang dapat dijadikan tujuan ketika musim liburan tiba. Ketika anda bosan dengan wisata alam dan wahana permainan, di sinilah tempat yang cocok untuk dikunjungi.
Bukan tanpa sebab, ada beberapa daya tarik yang membuat wisatawan merasa betah dan ingin berlama-lama. Jika dilihat dari namanya, wisata hits ini berhubungan dengan tokoh pewayangan ternama.
Siapa yang tidak kenal dengan Petruk, salah satu dari empat punakawan ini cukup mudah dikenal. Ciri khasnya tidak lain dari badan yang kurus dan hidungnya yang panjang. Tokoh ini juga dikenal memilki banyak akal dan juga pemikiran yang cerdas.
Objek wisata di Sleman yang kita bahas kali ini memang tidak secara langsung berhubungan dengan tokoh tersebut. Di sini, pengunjung dapat melihat berbagai karya seni patung yang dibuat oleh seniman dari berbagai daerah.
Salah satunya adalah patung tokoh Petruk, kemudian ada lagi patung lain yang jumlahnya ditaksir mencapai ratusan.
Daya Tarik Wisata Omah Petroek
Memang bukan sebagai objek wisata yang memiliki keindahan alam. Meski demikian, wisata budaya ini memiliki beberapa daya tarik yang membuat wisatawan berkunjung.
Tidak hanya itu saja, mereka juga betah berlama-lama karena merasa seperti berada di kawasan wisata ini.
1. Konsep Bhineka Tunggal Ika dalam Karya Seni
Daya tarik yang tidak pernah anda dapatkan di tempat lain yakni konsep wisata yang diusung. Tidak seperti tempat lain yang hanya mementingkan keindahan atau keunikan, di sini lebih dari itu.
Pasalnya, terdapat konsep Bineka Tunggal Ika di dalamnya. Ini artinya, satu tempat menggambarkan kerukunan antar umat beragama. Terbukti dari adanya tempat peribadatan dari agama yang diakui di Indonesia.
Meski tidak besar dan hampir mirip miniatur, namun adanya tempat ibadah di Omah Petroek memberikan gambaran bahwa Indonesia cinta damai. Pertama adalah rumah ibadah umat Hindu, yakni Pura yang dibangun dari bahan batu alam atau batu andesit.
Bahan bangunan tersebut sengaja dipilih supaya kawasan di sekitarnya tetap terlihat asri. Di sebelah Selatan terdapat Langgar Tombo Ati, di depan langgar ini terdapat patung Gus Dur yang memiliki sayap.
Patung dari tokoh yang sama juga ada, yang mana posisinya sedang duduk di bangku yang tidak jauh dari langgar tersebut. Destinasi budaya ini juga terdapat sebuah candi yang cukup unik karena hampir tidak ditemui di lokasi lain.
Bagian puncak candi tersebut terdapat patung Budha Gautama, sedangkan di sekelilingnya terdapat patung kecil. Ada juga patung Dewi Kwan Im yang dipercaya sebagai dewi welas asih. Tidak jauh dari patung tersebut terdapat sendang untuk meditasi.
2. Keunikan Rumah Joglo
Rumah Joglo adalah sebuah rumah tradisional Jawa yang memiliki beberapa keunikan khas yang membedakannya dari bangunan lainnya.
Arsitekturnya unik dengan atap limasan yang tinggi dan melengkung, serta tiang-tiang besar yang mengelilingi ruangan utama. Bentuk atapnya yang khas terinspirasi dari bentuk alam, seperti sebuah gunung berapi.
Biasanya, Rumah Joglo dirancang menggunakan kayu jati yang dikenal kokoh dan awet. Kayu tersebut dihiasi dengan ukiran bermotif tradisional yang menawan.
Di Omah Petroek Sleman ini juga demikian, rumah ini memiliki ciri khas yang sama. Hanya saja perbedaan terdapat pada fungsinya, yakni digunakan untuk pementasan dan pameran seni.
3. Ratusan Seni Patung
Tidak dapat di pungkiri bahwa daya tarik yang paling utama tidak lain adalah dari banyaknya patung yang menghiasi. Objek wisata seni dan budaya ini cukup luas, mencapai beberapa hektare.
Hampir setiap sudutnya dihiasi oleh patung dari berbagai jenis. Bahan dan bentuknya pun bermacam-macam, yang pasti membuat anda semakin betah.
Salah satu contoh seni patung di Omah Petroek yakni sebuah sapi yang sedang menyusui beberapa balita. Cukup unik, karena pada umumnya sapi akan menyusui anaknya.
Selain itu, ada juga patung dalam bentuk banteng yang terbuat dari bahan lempengan besi. Patung-patung di sini dibuat oleh seniman yang berbeda dari penjuru nusantara.
Beberapa patung lain yang dapat anda saksikan yakni patung kerangka kuda, patung Ganesha, tokoh pewayangan, dan patung yang menggambarkan perkumpulan masyarakat zaman dahulu.
Baru-baru ini, ada juga patung Presiden Sukarno yang diresmikan langsung oleh anaknya dan sekaligus tokoh politik, yakni Megawati.
Alamat, Lokasi dan Tiket Masuk
Kawasan wisata Omah Petroek di gagas dan dibangun oleh RM. Sindhunata, yakni seorang seniman ternama. Untuk mengunjungi objek wisata ini tidak terlalu sulit, karena lokasinya strategis. Hanya saja dari pusat kota jaraknya lumayan jauh, sekitar 22 kilometer.
Dari Tugu Jogja, anda membutuhkan waktu sekitar 50 menit untuk menempuh jarak 22 kilometer. Rute nya mudah, ada banyak patokan yang dapat anda gunakan sebagai petunjuk jalan.
Jika berangkat dari pusat kota, silahkan menuju ke Jalan Magelang terlebih dahulu, kemudian ke Jalan Baru Mulungan dan Jalan Griya Taman Asri.
Lanjutkan perjalanan menuju ke Jalan Brengosan, kemudian ke Jalan Jogja – Turi. Jarak wisata budaya ini sekitar 5 kilometer dari titik terakhir, silahkan menuju ke Jalan Turgo. Lanjutkan perjalanan sekitar 2,5 kilometer melalui jalan atau jalur utama.
Agar lebih mudah, sebaiknya menggunakan aplikasi Google Maps. Ketik nama objek wisata atau alamatnya di Wonorejo, Hargobinangun, Kec. Pakem, Kab. Sleman, DI Yogyakarta.
Mengunjungi objek wisata seni dan budaya di Jogja ini tidak membutuhkan banyak biaya, karena tidak berlaku tiket masuk. Artinya, pengunjung bebas masuk tanpa harus membeli tiket terlebih dahulu.
Biaya yang diperlukan hanya untuk pembayaran parkir, yakni Rp 2.000 untuk sepeda motor dan mobil. Silahkan datang ke lokasi pada pukul 08.00 – 16.00 WIB.
Ragam Aktivitas yang Menarik Dilakukan
Seperti yang dibahas sebelumnya, mengunjungi wisata budaya ini dijamin tidak akan pernah membosankan.
Selain memilki berbagai daya tarik, aktivitas yang dapat dilakukan pun sangat beragam. Terutama menikmati koleksi seni di dalamnya, selain itu juga masih banyak yang lain.
Melihat Keunikan Koleksi Patung di Omah Petroek
Kegiatan pertama yang harus anda lakukan selama berada di Omah Petroek Sleman yaitu melihat koleksi patung. Dikatakan tadi bahwa ada banyak patung yang ada di sini, jumlahnya diperkirakan mencapai ratusan hingga ribuan.
Setiap patung memilki keunikan tersendiri, baik dari bahan pembuatnya, bentuk, dan juga setiap detail yang dibuat oleh seniman.
Menyaksikan Pementasan Seni
Omah Petroek di Sleman ini seringkali mengadakan pertunjukan untuk wisatawan yang berkunjung. Memang tidak setiap hari, namun setidaknya anda mendapatkan hiburan dari adanya acara ini.
Salah satu pentas yang sering digelar yakni wayang, gamelan, dan pentas seni budaya. Acara biasanya digelar di rumah joglo, yang merupakan salah satu daya tariknya.
Belajar Seni Pahat Patung
Bagi pecinta seni, patung sebenarnya bukan hanya pahatan semata. Pandangan mereka berbeda, dan biasanya lebih melihat pada setiap detail nya.
Meski tidak ada yang pemandu yang mengajari, namun anda dapat belajar sendiri mengenai bagaimana teknik ukirannya di Omah Petroek Sleman ini. Apalagi ada banyak patung yang dapat dijadikan bahan pembelajaran.
Fasilitas Penunjang di Omah Petroek
Fasilitas yang ada di kawasan wisata Omah Petroek ini cukup lengkap dan memadai. Seperti destinasi wisata pada umumnya, di sini terdapat area parkir untuk sepeda motor dan juga mobil. Ada juga toilet bagi yang ingin bersih diri atau ada keperluan air.
Warung makan tersedia, begitu pula dengan toko merchandise, penginapan, area outbound, dan masih banyak lainnya.
Objek wisata tidak hanya semata yang berhubungan dengan alam atau yang menawarkan wahana permainan. Masih banyak lagi pilihan lainnya, termasuk wisata seni dan budaya.
Mengunjungi destinasi wisata seni dan budaya ini cukup penting bagi sebagian orang. Omah Petroek termasuk salah satu yang mewakili, yang dapat anda kunjungi ketika di Jogja.