Harga Tiket: Gratis; Map: Cek Lokasi Alamat: Jl. Plumbungan, Gedogan, Sumbermulyo, Kec. Bambanglipuro, Kab. Bantul, DI Yogyakarta. |
Kampung Anggur Bantul, itulah nama dari salah satu objek wisata di Jogja yang saat ini sedang viral. Tidak hanya dikunjungi warga lokal dari daerah sekitar, namun juga wisatawan asing. Meskipun bukan sebuah objek wisata yang menawarkan pemandangan alam indah, namun setiap hari selalu saja ada pengunjung yang datang.
Puncak dimana pada pengunjung adalah ketika hari libur. Mereka yang datang tidak hanya ingin menyaksikan keunikan dari kampung yang dijadikan desa wisata ini, namun juga untuk mencicipi dan merasakan kesegaran anggur langsung dari pohonnya. Tanaman berbuah yang merambat ini hampir ada di seluruh halaman rumah warga.
Dinamakan Kampung Anggur tidak lepas dari aktivitas warganya yang menjadi petani anggur dadakan. Mulanya hanya tiga orang yang menanam buah anggur di pekarangan rumahnya. Karena dirasa menguntungkan, akhirnya lambat laun tetangga lain pun turut meramaikan menanam anggur di halaman rumah masing-masing.
Daya Tarik Wisata Kampung Anggur Bantul

Adanya sebuah kampung yang dijadikan objek wisata ini cukup menarik perhatian. Dialah Rio Aditya yang menjadi inspirator terbentuknya Kampung Anggur Bantul. Meskipun awalnya dianggap aneh, namun dirinya berhasil mengubah perkampungan biasa menjadi desa wisata dengan segala daya tariknya.
1. Kampung Penuh dengan Tanaman Anggur
Jika berkunjung di sini, anda dapat dengan jelas melihat bagaimana hampir setiap rumah memiliki tanaman anggur. Berbekal penopang baja ringan yang dijadikan media perambatan tanaman, anggur ini berhasil berbuah dengan suburnya. Terlihat warna hijau di seluruh rumah yang menjadikan suasana kampung menjadi lebih asri.
Memang tidak semua warga di sini tertarik menanam anggur di halaman rumah mereka. Alasannya bermacam-macam, salah satunya adalah kesibukan lain sehingga tidak dapat merawat tanaman secara maksimal. Meski demikian, lebih dari 80% warganya menanam buah yang selalu laris di pasaran ini. Angka tersebut sudah lebih dari cukup untuk menjadikan Kampung Anggur Bantul sebagai wisata alternatif.
2. Buah Anggur Berbuah Setiap Saat
Daya tarik lain dapat dilihat dari anggur yang berbuah mengenal musim. Pada umumnya, anggur akan berbuah hanya pada satu musim dan sekaligus menjadi waktu panen. Tidak demikian dengan buah anggur yang ada di sini, karena sepanjang musim dapat berbuah sehingga waktu panen tidak menentu.
Sebelumnya, Rio Aditya selaku perintis dari desa wisata yang dikenal dengan Kampung Anggur Bantul ini menanam anggur dari jenis Isabela. Namun ternyata hal itu dianggap kurang menguntungkan karena hanya berbuah sesekali saja. Selain itu, perawatannya juga sulit dan cukup banyak menghabiskan waktu.
Setelah beberapa tahun mempelajari teknik menanam yang baik dan benar, akhirnya ia memutuskan untuk menanam anggur jenis Ninel. Anggur Ninel adalah varietas dari Ukraina yang terkenal memiliki banyak kelebihan dibandingkan jenis lain. Selain dapat berbuah sepanjang musim dan perawatannya yang mudah, jenis ini memiliki rasa lebih manis.
3. Sebagai Wisata Edukasi
Kampung Anggur Bantul cocok dijadikan sarana edukasi dalam hal perkebunan, khususnya buah angur. Wisatawan yang datang tidak hanya dapat memetik dan merasakan langsung kesegaran buahnya, namun bisa langsung bertanya bagaimana teknik menanam yang benar. Pengunjung yang datang pada berkelompok dengan tujuan untuk melihat keunikan nya.
Selain itu, tidak sedikit dari mereka yang menyempatkan diri berbelanja buah yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan ini. Apalagi untuk harga per kilo nya tidak terlalu mahal dibandingkan dengan harga di pasaran. Selain membeli buahnya secara langsung, wisatawan dapat membeli bibit anggur dan ditanam di rumah setelah mendapatkan edukasi bagaimana cara menanam yang baik dan benar.
Alamat dan Cara Menuju Lokasi

Apabila anda tertarik mengunjungi Kampung Anggur Bantul setelah menyimak beberapa poin diatas, silahkan datang ke Plumbungan, RT.04, Gedogan, Sumbermulyo, Bambang Lipuro, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Meskipun terletak di perkampungan, namun akses jalannya sanga memadai. Apalagi lokasinya strategis dan tidak jauh dari pusat kota Bantul.
Diperlukan waktu sekitar 15 menit jika anda datang dari pusat Bantul. Waktu tersebut untuk menempuh jarak kurang lebih 10 kilometer. Dengan akses jalan yang baik, bisa jadi waktu yang dibutuhkan kurang dari yang telah disebutkan tadi. Dari pusat Bantul, arahkan kendaraan menuju ke perempatan Bakulan, kemudian belok kiri.
Sampai di sini anda tiba di Jalan Parangtritis, ikuti jalan utama menuju ke Jalan Ganjuran. Tetap di jalur yang sama, teruskan perjalanan hingga menemukan perempatan, kemudian belok kiri menuju ke Jalan Plumbungan. Masih minim penunjuk jalan di sini karena sampai saat ini masih belum resmi menjadi objek wisata. Silahkan tanya warga sekitar jika kesulitan mencari lokasinya.
Harga Tiket Masuk Kampung Anggur Bantul

Sebagian besar warga Kampung Anggur Bantul tidak menganggap bahwa perkampungannya termasuk objek wisata alternatif di Jogja. Untuk itulah tidak dipasang portal atau loket sebagai syarat wisatawan yang datang. Dengan kata lain, anda bebas masuk ke lokasi tanpa harus membeli tiket terlebih dahulu.
Bagi yang membawa kendaraan bermotor, silahkan parkir di tempat yang disediakan. Meskipun tidak resmi, namun kondisinya relatif aman. Ada biaya yang harus dikeluarkan dalam hal ini, yakni sebesar 2.000 rupiah untuk motor, dan 50.000 untuk mobil. Biaya lain yang diperlukan adalah membeli buah anggur yang di banderol 100.000 per kilo nya, sedangkan untuk bibit anggur sebesar 125.000 rupiah.
Ragam Aktivitas yang Menarik Dilakukan

Sebagai objek wisata alternatif, banyak hal yang dapat dilakukan selama mengunjungi Kampung Anggur Bantul. Sebagian aktivitas terlihat cukup sederhana, namun dipastikan menyenangkan, apalagi buat wisatawan dari kalangan ibu-ibu.
1. Berkeliling Kampung Anggur Bantul
Perkampungan yang dianggap sebagai desa wisata hits ini cukup luas, berkeliling seluruh lokasinya pasti menyenangkan. Sekilas memang tidak ada perbedaan dari pekarangan rumah warga, namun jika diteliti lebih lanjut, perbedaan terlihat jelas dari tanaman anggur itu sendiri. Ada sebagian yang belum berbuah atau sudah di panen, ada lagi yang dipenuhi dengan buah anggur menggoda selera.
2. Belanja Buah Anggur Murah
Hanya berkeliling Kampung Anggur Bantul tentunya tidak terlalu menyenangkan jika tidak sekalian berbelanja. Bagi ibu-ibu, aktivitas ini menjadi andalan selama bepergian atau berwisata. Dengan harga yang murah meriah, pengunjung dapat memilih buah anggur sendiri dengan cara memetik langsung dari tanamannya.

3. Belajar Teknik Menanam Anggur
Tidak semua orang mengetahui bagaimana cara menanam anggur yang benar supaya berbuah sempurna. Rio Aditya yang merupakan inspirator terbentuknya Kampung Anggur Bantul butuh waktu bertahun-tahun hingga dirinya berhasil memahami semua teknik yang benar. Di sinilah kesempatan bagi anda dengan bertanya langsung kepada pakar nya.
4. Berburu Spot Foto
Mungkin ada yang menganggap bahwa aktivitas fotografi di sini kurang cocok. Pasalnya, tidak ada keindahan alam yang disajikan, hanya sebuah kampung sederhana. Tentunya tidak demikian, karena buah anggur yang bergelantungan cocok dijadikan latar belakang foto untuk mengisi konten media sosial selama liburan.
Fasilitas Penunjang di Kampung Anggur Bantul

Kendati masih belum resmi menjadi desa wisata dengan daya tariknya, Kampung Anggur Bantul dilengkapi fasilitas yang cukup memadai. Memang tidak terlalu lengkap, setidaknya ada tempat parkir yang cukup luas dengan memanfaatkan tanah lapang di perkampungan. Fasilitas lain yang ditemui di sini adalah toilet yang kondisinya sangat bagus dan layak digunakan.
Apabila anda lelah selama mengelilingi perkampungan, silahkan manfaatkan rumah warga untuk beristirahat. Tentunya di pekarangan rumah yang dipenuhi dengan tanaman anggur, jadi lumayan teduh dan terhindar dari terik sinar matahari. Hampir tidak ditemui fasilitas lain di sini, kecuali warga yang siap menjawab pertanyaan seputar budidaya anggur.
Adanya Kampung Anggur Bantul merupakan salah satu kebanggaan bagi warga Jogja, khususnya Desa Plumbungan. Tidak hanya menjadi terkenal, namun keberadaannya mampu meningkatkan ekonomi warga setempat. Diharapkan desa wisata ini memberikan inspirasi bagi desa lain untuk dapat lebih berkreasi.