Candi Ijo di Sleman memukau dengan pesona arsitektur peninggalan Kerajaan Medang, terletak di atas perbukitan yang menawarkan pemandangan alam spektakuler.
Harga Tiket: Rp 10.000; Map: Cek Lokasi Alamat: Jl. Candi Ijo, Nglengkong, Sambirejo, Kec. Prambanan, Kab. Sleman, DI Yogyakarta. |
Yogyakarta selain terkenal sebagai kota pelajar juga populer sebagai kota wisata dengan berbagai destinasi yang menarik untuk dikunjungi.
Mulai dari wisata alam, wisata kuliner, sampai dengan wisata sejarah bisa ditemukan secara mudah di Kota Sleman ini. Bagi anda yang tertarik dengan wisata sejarah, Kota Jogja memiliki banyak bangunan candi yang masih berdiri megah.
Tidak termakan oleh zaman, candi-candi ini dibuka sebagai tempat wisata untuk umum dan selalu berhasil menjaring banyak pengunjung, baik itu turis lokal maupun mancanegara.
Selain Candi Prambanan, anda bisa mengunjungi Candi Ijo yang tidak kalan populernya. Bahkan candi satu ini menyandang predikat candi tertinggi yang ada di Yogyakarta, sehingga kerap menjadi incaran para pelancong.
Daya Tarik Wisata Candi Ijo
1. Sejarah Candi
Berdasarkan perkiraan para ahli, candi satu ini dibangun sekitar abad ke-9 atau pada zaman Kerajaan Medang (lebih dikenal dengan nama Kerajaan Mataram Kuno).
Taksiran tersebut dibuktikan dengan adanya prasasti Poh, yang mana pada prasasti tersebut tertulis angka tahun 906 Masehi yang ditulis menggunakan bahasa Jawa Kuno di dalam Candi Ijo.
Kerajaan Mataram Kuno sendiri pernah menguasai wilayah Jawa Tengah pada sekitaran abad ke-8 sampai dengan abad ke-10, sebelum akhirnya berpindah ke Jawa Timur.
Para raja dari Kerajaan Mataram Kuno tersebut banyak meninggalkan bukti sejarah di Jawa Tengah, yang berupa prasasti prasasti yang bahkan tersebar pula di wilayah Jawa Timur.
Itulah sebabnya mengapa banyak candi yang ditemukan pada kedua provinsi tersebut di Indonesia. Dimana candi candi yang dibangun bercorak Budha dan Hindu, lantaran persebaran agama Islam belum masuk ke Pulau Jawa kala itu.
Untuk candi ini sendiri ditemukan pertama kali di tahun 1886, oleh seorang administratur pabrik gula Sorogedug yaitu HE Dorrepaal.
Berikutnya lingga yoni dan tiga arca batu yang ada di balik candi induk juga ditemukan oleh CA Rosemeler. Sampai setahun berikutnya, Dr. J. Groneman melakukan penggalian arkeologis di kawasan penemuan tersebut.
Dimana dari hasil penggalian ini ditemukan lembaran emas yang bertuliskan “Pandu Rangga Bharmaja”, cincin emas, batu marjan, dan juga biji bijian.
Pemugaran Candi Ijo selanjutnya dilakukan di tahun 1996 sampai tahun 1997, dan tahun penelitian terhadap tiga candi perwara tersebut kemudian ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya.
Pemugaran teras pun akhirnya dilakukan di tahun 2000 dan berlangsung hingga tahun 2003. Pemugaran terhadap beberapa struktur kompleks candi pun terus terjadi hingga beberapa tahun setelahnya.
2. Bangunan Candi Ijo
Apabila anda melihat bangunan bersejarah ini, sebenarnya memang tidak lebih tinggi dan besar bila dibandingkan dengan Candi Prambanan. Namun karena bangunan candi berdiri dengan gagah di lereng perbukitan Batur Agung, yang mana ketinggiannya mencapai 425 meter di atas permukaan laut.
Membuat Candi Ijo berhasil menyandang predikat candi tertinggi yang ada di Yogyakarta. Jika dilihat secara keseluruhan, kompleks candi ini sendiri terdiri atas teras teras berundak dengan bagian terbawah terletak di sisi barat dan bagian tertingginya ada di sisi timur, mengikuti kontur Bukit Batur Agung.
Kompleks percandian utamanya menempati teras tertinggi yang ada di bagian timur. Dimana pada letak tersebut terdapat candi induk, candi pengapit, serta candi perwara. Candi induknya menghadap ke arah barat, dan di hadapannya berjajar tiga candi yang memiliki ukuran jauh lebih kecil.
Diduga bahwa bangunan candi tersebut dibangun untuk memuja trimurti, yakni Brahma, Wisnu, dan Siwa. Yang mana ketiga candi perwara tersebut menghadap ke arah candi induk atau menghadap ke arah timur.
Tiga candi perwara yang berukuran kecil ini mempunyai ruangan di dalamnya, dan terdapat jendela berbentuk belah ketupat di bagian dindingnya.
Sementara atap candi perwara terdiri atas tiga tingkatan dan diberi mahkota barisan ratna. Bangunan candi perwara tersebut berdiri gagah di tengah melindungi arca lembu nandini, kendaraan dari dewa Siwa. Sedangkan untuk bangunan candi induknya berdiri di atas kaki candi, yang mempunyai denah dasar persegi empat.
Candi induk juga mempunyai ruangan di dalamnya, dengan pintu masuk yang terletak di pertengahan dinding bagian sisi barat, dan diapit oleh dua buah jendela palsu di kiri dan kanannya. Untuk dinding sisi timur, utara, dan selatan, masing masing memiliki tiga relung yang dipenuhi dengan ukiran kala makara.
Relung relung tersebut saat ini memang kosong, namun diduga bahwa dulunya pernah terpasang arca pada relung tersebut. Kembali pada pintu masuk candi induk, pintu ini terletak sekitar 120 cm dari permukaan tanah.
Untuk mencapainya, sudah tersedia tangga yang dilengkapi dengan pipi tangga berbentuk makara atau makhluk mitos berbelalai seperti gajah dengan tubuh ikan.
Kepala makara yang ada di sana terlihat menjulur ke arah bawah dengan mulut yang berbentuk menganga. Di bagian atas ambang pintu juga terdapat hiasan kepala kala bersusun.
Pola kala-makara sendiri memang lazim ditemukan dalam ukiran candi candi yang tersebar di Jawa Tengah. Jadi sebagaimana candi lainnya, kedua kepala kala di Candi Ijo ini juga tidak dilengkapi rahang bawah.
Kemudian untuk atapnya, candi induk memiliki atap bertingkat tingkat tiga undakan yang terbentuk dari susunan segi empat dan semakin ke atas maka akan semakin kecil.
Di setiap sisinya ada deretan tiga ratna, dengan sebuah ratna berukuran besar yang ada di puncak atap. Lalu sepanjang tepi atap dihiasi deretan antefiks yang berbingkai sulur suluran, masing masing terdapat arca di sana.
3. Misteri di Balik Candi Ijo
Di baliknya megahnya bangunan candi, terdapat misteri yang juga menghiasi kawasan candi ini. Salah satu karya yang menyimpan misteri tersebut yaitu dua buah prasasti yang terdapat di teras kesembilan. Salah satu prasasti yang memiliki kode F bertuliskan Bluyutan atau Guywan, berarti pertapaan.
Sementara prasasti yang satunya terbuat dari batu dengan tinggi 14 cm dan tebal cm, memuat banyak mantra berupa kutukan. Mantra kutukan ini ditulis sampai 16 kali, di antaranya ada yang terbaca “Om sarwwawinasa”.
Banyak yang berspekulasi bahwa kedua prasasti ini mempunyai kaitan erat dengan peristiwa di Jawa saat itu, namun belum ada yang mampu memastikannya.
4. Candi Tertinggi di Jogja
Menyandang gelar sebagai candi tertinggi di Jogja, Candi Ijo berada di atas bukit dengan ketinggian sekitar 425 meter di atas permukaan laut. Bahkan jauh lebih tinggi dibandingkan Ratu Boko, yang dikenal sebagai salah satu tempat terbaik untuk menikmati pemandangan sunset di Yogyakarta.
Letaknya tersebut membuat anda bisa menjumpai panorama alam memukau yang ada di sekitar candi dan bukit tersebut. Banyak wisatawan yang betah berlama lama hingga sore hari tiba selama berkunjung ke sini.
Tujuannya tidak lain dan tidak bukan adalah menyaksikan pemandangan matahari terbenam yang begitu memukau di sini.
Sedangkan jika di pagi hari, kawasan candi seolah tertutupi oleh kabut lantaran letaknya yang berada pada ketinggian. Terutama setelah turun hujan, maka kabut di sini akan semakin tebal.
Kabut tersebut bisa menjadi pesona tersendiri, namun bagi anda yang ingin melihat sunset dengan jelas, sebaiknya datang saat cuaca sedang cerah.
5. Lereng Ijo
Kompleks Candi Ijo dikelilingi oleh tebing, sehingga ada candi maka ada pula Lereng Ijo yang tidak kalah menarik.
Bahkan kebanyakan wisatawan selalu mampir ke Lereng Ijo, setelah puas menikmati keindahan candi. Yang mana letak lereng ini berada di depan candi, atau dekat dengan area parkir objek wisata tersebut.
Daripada tempat wisata, Lereng Ijo dibuat untuk beristirahat para wisatawan. Karena di area mungil ini sudah tersedia gazebo dan deretan warung makan, sehingga para pengunjung bisa duduk duduk menyantap berbagai menu sembari melihat pemandangan yang menyejukkan mata ditemani angin semilir yang menerpa sesekali.
Alamat, Lokasi dan Tiket Masuk
Candi Ijo berada di atas perbukitan Batur Agung, tepatnya di kawasan Nglengkong, Sambirejo, Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Lokasi ini berjarak sekitar 28 kilometer jika anda berkendara ke arah timur dari pusat Kota Jogja.
Bagi anda yang menggunakan transportasi umum, bisa menggunakan bus Trans Jogja jalur 1A atau 1B untuk menuju Candi Prambanan.
Jika sudah tiba di kawasan Candi Prambanan, nantinya anda bisa menggunakan jasa taksi atau ojek untuk menuju kawasan candi yang ada di jalan raya penghubung antara Jogja dan Piyungan.
Perjalanan dari Candi Prambanan ke lokasi kurang lebih sekitar 15 menit saja, dan sepanjang perjalanan anda sudah bisa menemukan banyak papan nama arah menuju candi tersebut.
Objek wisata Candi Ijo dibuka setiap hari untuk umum, mulai pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB. Untuk anda yang ingin masuk ke lokasi wisata, perlu membayar tiket masuk sebesar kurang lebih Rp. 5.000 saja untuk wisatawan lokal. Sementara untuk wisatawan asing wajib membayar tiket masuk sekitar Rp. 10.000.
Ragam Aktivitas yang Menarik Dilakukan
Menyaksikan Sunset
Kawasan candi ini merupakan salah satu tempat terbaik untuk menyaksikan matahari terbenam di Yogyakarta. Mengingat bahwa letak candi bersejarah ini berada di ketinggian, panorama senja di sini akan terlihat semakin memukau.
Apalagi semburat cahaya oranye di ufuk barat tersebut berpadu candik dengan deretan bukit kapur yang ada di sekitar.
Belum lagi lokasi ini memang berdekatan dengan Bandara Internasional Adisutjipto. Sehingga jika ada pesawat yang sedang take-off di kala senja, akan tersaji sebuah pemandangan eksotis yang membekas di benak setiap orang yang melihatnya. Cahaya senjanya ini bahkan terlihat sangat candi dilihat dari celah batuan candi.
Naik Jeep Wisata
Jika anda ikut naik jeep wisata Prambanan Barat, maka anda akan diajak mampir ke kawasan candi satu ini. Candi Ijo memang menjadi salah satu destinasi tujuan dari jeep wisata, sehingga anda bisa menikmati keindahan candi ini sekaligus beberapa wisata lainnya sekaligus. Yang mana setiap jeep sendiri disewakan dengan masing masing berkapasitas sekitar 4 sampai 6 orang.
Berada di antara beberapa objek wisata lainnya seperti Situs Ratu Boko, Watu Payung, Bukit Srumbung Indah, Tebing Breksi, Candi Barong, Candi Banyunibo, sampai Candi Prambanan.
Jangan sampai anda melewatkan berkunjung ke Candi Ijo saat berlibur ke Jogja. Terlebih candi satu ini tidak hanya menawarkan sejarah yang asyik untuk diikuti, tapi juga panorama alam yang amat memukau.